Penghasil Ikan Koi Terbesar Di Indonesia

Cilacap, Jawa Tengah

Kabupaten Cilacap merupakan daerah penghasil ikan terbesar di Provinsi Jawa Tengah.

Kondisi tersebut didukung dengan daerah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Potensi perikanan tangkap di wilayah laut Kabupaten Cilacap diperkirakan mencapai 72 ribu ton per tahun. Namun saat ini, potensi yang baru dimanfaatkan sebesar 14.961 ton atau sekitar 20,78 persen.

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil ikan tangkap karena wilayahnya dikelilingi laut, yaitu di sebelah barat terdapat Selat Flores, di sebelah selatan terdapat Laut Flores dan di sebelah timur terdapat Teluk Bone.

Perairan di sekitar Sulawesi Selatan dihuni ikan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal melainkan juga ekspor yang berperan dalam peningkatan devisa negara di luar sektor non migas.

Baca juga: Temukan Pasar Baru, 17 Ton Ikan Tuna Segar Asal Maluku Diekspor ke Amerika Serikat

Salah satu jenis ikan yang menjadi andalan Sulawesi Selatan adalah ikan tuna.

Di Sulawesi Selatan, nelayan dapat menangkap ikan sebanyak 11 ton perhari.

Maluku Utara merupakan daerah penghasil ikan karena wilayah laut lebih luas dibandingkan wilayah daratan.

Ikan hasil tangkapan nelayan.

Bagi masyarakat Maluku Utara, ikan merupakan makanan wajib setiap hari. Bahkan, masyarakat Maluku Utara yang tinggal di desa-desa pesisir akan merasa lemas apabila tidak mengkonsumsi ikan dalam sehari.

Maluku Utara memiliki potensi ikan yang belum tergarap.

Dalam laman kkp.go.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan potensi tuna di Morotai, Maluku Utara dapat mencapai 200.000 ton. Namun saat ini, potensi itu baru tergarap sebanyak 20 persen.

Jika ditotal, potensi ikan tangkap di Morotai dapat mencapai 1.714.158 ton pertahun.

Kota Tegal, Jawa Tengah

Kota Tegal merupakan daerah yang memiliki potensi ikan tangkap yang berlimpah.

Menurut data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah pada 2011, Kota Tegal berada di urutan ke tiga sebagai daerah yang memiliki nilai produksi perikanan laut tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

Padahal secara geografis, Tegal hanya memiliki garis pantai 6 km. Namun produksi ikan laut dapat mencapai 35.206,3 ton dengan nilai produksi 218 miliar rupiah.

Namun sejak 2013, produksi perikanan laut di Kota Tegal menunjukkan kondisi yang fluktuatif.

Kondisi ini diduga karena cuaca yang buruk yang mempengaruhi aktifitas penangkapan ikan dan overfishing di wilayah tangkap Laut Jawa.

surabaya.tribunnews.com

dinasperikanan.banyuwangikab.go.id

www.banyuwangikab.go.id

repository.unsoed.ac.id

humas.cilacapkab.go.id

ejurnali.kepenndudukan.lipi.go.id

Lamongan, Jawa Timur

Lamongan merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.

Potensi tersebut didukung dengan garis pantai sepanjang 47 km, dari Desa Weru hingga Dewa Lohgung.

Baca juga: Kunjungi Pasar Ikan Lamongan, Ketua DPR Serap Aspirasi Masyarakat

Penangkapan ikan dilakukan dengan armada kapal sebanyak 3.423 unit, alat tangkap sebanyak 52.269 unit, serta lima Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sekaligus Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Pada tahun 2020, produksi ikan hasil tangkap laut dapat dicapai sebesar 76.692,96 ton, dengan nilai produksi Rp 1.188.671.626.220.

Ikan Koi 115 Centimeter Terbesar di Indonesia

Minggu, 17 Juni 2012 - 14:08 WIB

VIVAnews- Kontes ikan koi terbaik, Rinyukai Indonesia Super Koi Show 2012 memenangkan ikan koi sepanjang 115 centimeter, dengan bobot 20 kilo gram. Ikan jenis kawarimoni ini merupakan hasil impor dari Jepang.Ikan milik Didi Wikara ini menjadi ikan terbesar dalam perlombaan kali ini. Humas Rinyukai Indonesia, Glennardo menjelaskan perlombaan koi terbesar di luar Jepang ini diikuti sekitar 1.500 kontestan yang berlangsung sejak 16 Juni 2012. Diharapkan acara ini bisa menjadi acara tahunan di Indonesia.Menurut Glennardo, ikan koi di Indonesia sudah populer di masyarakat. Peminat ikan Koi juag tersebar di berbagai daerah.

"Indonesia merupakan pasar ikan koi terbesar setelah Jepang," ujarnya di Jakarta Convention Centre, Minggu, 17 Juni 2012.Kualitas ikan koi yang ada di Indonesia juga tak kalah dengan bibit asli dari Jepang. Untuk ukuran 50 cm ke bawah, Indonesia memiliki kualitas yang sama bahkan lebih baik dari Jepang. Namun untuk ikan koi ukuran satu meter, Glenn mengakui Jepang memang jauh lebih unggul. (eh)

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah importir ikan koi kedua terbesar setelah Jepang. Seharusnya, peternak koi Indonesia bisa melihat peluang emas tersebut.

Robby Iwan, Presiden Klub KOIs (Koi Owners of Indonesia Society) mengatakan, ada 30 ribu penggemar koi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan peternak koi masih berjumlah ratusan.

Indonesia sementara ini hanya memiliki dua peternakan koi terbesar, yakni di Blitar (Jawa Timur) dan Sukabumi (Jawa Barat).

"Sebenarnya, peternak ikan koi sudah cukup ahli beternak koi. Tapi, belum bisa menciptakan standar top (tinggi) penghobi koi," ujar Robby saat ditemui dalam Festival Kois, di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (5/5/2012).

Menurutnya, peternak koi Indonesia masih malas mengikuti prosedur tinggi, untuk menghasilkan koi berkualitas wahid.

"Faktor higienis, harus bebas dari penyakit, harus masuk laboratorium dulu," tambah Robby.

Jika bisa ditingkatkan, lanjut Robby, pasar Koi di Indonesia dan mancanegara sangat terbuka luas.

"Pintu ekspor terbuka lebar. Sudah banyak yang minta," ungkapnya.

Untuk itu, Robby sangat mengharapkan peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas Koi.

"Perlu campur tangan pemerintah dari manajemen hingga modal," tandasnya.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke juga mengungkapan hal senada.

"Perlu mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat, agar bisa memproduksi Koi standar internasional," tukas Foke.

Foke berargumen, Jakarta adalah pasar bagus untuk koi.

"Jakarta daya belinya kuat. Dengan pemasaran yang lebih baik, pasti lebih hasilnya," cetusnya.

Diberitakan sebelumnya, Jakarta akan menyelenggarakan festival ikan Koi terbesar di dunia, pada 15-17 Juni 2012, di JHCC (Jakarta Hilton Convention Centre).

Rinyukai Super Koi Show, nama event tersebut, akan diikuti 2.000 peserta dari mancanegara. Standar yang digunakan juga menggunakan standar internasional.

Penyelenggara ajang tersebut, Rinyukai Indonesia, mendapatkan kehormatan ditunjuk langsung oleh Zen Nihon Rinyukai sebagai tuan rumah. Zen Nihon Rinyukai merupakan sebuah klub koi tertua di Jepang, yang berdiri sejak 1964. (*)

Berita Nasional Terkini

Kontes ikan koi bertajuk Kuningan Young Koi Show 2020 selesai digelar. Peserta dari berbagai daerah berhasil menjuarai kontes bergengsi yang baru pertama kali diadakan di Kabupaten Kuningan ini.

Kontes yang dilaksanakan di GOR Ewangga Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan pada 28-29 November 2020 ini merupakan kontes ikan koi terbesar yang pernah diselenggarakan di Kabupaten Kuningan.

Doni Herdiana panitia Kuningan Young Koi Show 2020 mengatakan kontes ikan koi tersebut berawal dari rutinitas para penghobi ikan koi yang tergabung dalam komunitas Kuningan Koi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kontes pertama yang tercetus dari para penghobi ikan koi di Kuningan. Para penggemar ini punya kebiasaan kontes kecil-kecilan untuk merangkul para penghobi biar kompak," kata Doni saat diwawancarai detikcom Minggu (29/11/2020).

Ada 15 kelas yang diperlombakan dalam Kuningan Young Koi Show 2020. Ikan koi yang mengikuti kontes itu dinilai oleh delapan orang juri profesional di dunia ikan hias khususnya koi.

Menurut Doni peserta yang mengikuti kontes Kuningan Young Koi Show 2020 berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung hingga Blitar.

"Yang dinilai itu yang pertama tergantung jenisnya, bodinya tidak cacat bagus berbentuk torpedo, warnanya itu banyak faktornya. Kalau peserta dari seluruh pulau Jawa dari Jakarta sampai Blitar ada," ujarnya.

Dalam kontes itu ikan koi jenis Kohaku dengan panjang 69 centimeter milik Daryono asal Bandung berhasil keluar sebagai juara grand champion. Daryono sendiri membawa 83 ekor ikan koi ke Kuningan untuk mengikuti kontes tersebut.

"Saya dapat grand champion, itu pemenang tertinggi jenis koi nya Kohaku. Saya ke sini bawa 83 ekor dan alhamdulillah ada beberapa yang juara termasuk grand champion itu," singkatnya.

Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Purnama yang menyaksikan Kuningan Young Koi Show mengaku sangat mengapresiasi kontes Kuningan Young Koi Show 2020.

Menurutnya dengan adanya kontes-kontes tersebut dalam membangkitkan gairah para pembudidaya ikan hias khusus koi di Kabupaten Kuningan.

"Bagi saya ini momen untuk menumbuhkan kegemaran dan budidaya ikan koi di Kuningan. Dengan ikan koi ini saya yakin bisa menjadi komoditi yang menghasilkan ekonomi bagi para penghobi dan pembudidayanya," tandas Acep.

Jual ikan koi Blitar –Meski ikan ini memiliki nama yang berasal dari Bahasa Jepang, tetapi sebenarnya ikan ini tidak benar-benar berasal dari negara Sakura tersebut. Faktanya ikan koi dengan nama Latin Cyprinus carpio ini berasal dari kawasan Persia yang kemudian dibawa ke Jepang melalui China dan Korea.

Ketika di Jepang itulah ikan koi mengalami berbagai perubahan yang sangat signifikan terutama warna tubuhnya. Selama ratusan tahun penduduk Jepang membudidayakan ikan koi serta menyilangkannya dengan jenis ikan lain. Kemudian hasilnya seperti saat ini, muncul berbagai jenis ikan koi dengan warna yang variatif.

Adapun jenis ikan koi yang pertama kali dihasilkan dari budidaya tersebut memang berwarna variatif, tetapi setiap warna hanya bisa terbentuk pada satu individu. Beberapa warna ikan koi pada masa itu antara lain ikan koi hitam, putih, putih keperakan, merah, kuning, dan juga keemasan.

Kemudian seiring berjalannya waktu, satu individu ikan koi akhirnya bisa mempunyai dua warna. Jenis warna yang pertama kali terbentuk adalah ikan koi merah putih dan ikan koi hitam putih. Perkembangan warna tubuh ikan hias ini tidak berhenti, sebab tidak lama kemudian dihasilkan varietas dengan tiga warna.

Meski begitu hanya ada satu jenis kombinasi warna, yaitu hitam, putih, dan merah pada satu individu ikan koi. Selanjutnya perkembangan warna baru kembali terjadi atau disebut sebagai multi warna. Ikan koi multi warna ini memiliki warna dasar biru dengan bercak putih, merah, hitam, dan biru gelap.

Setelah itu ikan koi kemudian mulai disilangkan dengan ikan karper yang berasal dari Jerman pada sekitar tahun 1904. Ikan karper Jerman tersebut lebih dikenal dengan sebutan ikan karper tanpa sisik. Hasilnya adalah tubuh beberapa jenis ikan koi tidak memliki sisik.

Sejarah dan sebaran ikan koi di Indonesia dimulai ketika Pangeran Akihito dan Putri Michoko mengadakan kunjungan ke Indonesia pada tahun 1962. Kunjungan tersebut kemudian berlanjut ke Bogor untuk melihat secara langsung ikan mas Indonesia yang termasuk dalam ras Kumpay.

Ikan mas tersebut ternyata mempunyai nama spesies yang sama dengan ikan karper Jepang. Akhirnya sang pangeran berinisiatif untuk mengawinkan kedua jenis ikan yang berasal dari varietas Flavipinnis tersebut. Lalu pada tahun 1980 Balai Penelitian Ikan Air Tawar Bogor mengirimkan 60 ekor ikan mas berusia enam bulan ke Jepang.

Sekitar sepuluh tahun melewati tahap penelitian, pada tahun 1991 pihak Jepang kemudian mengirim kembali lima jenis ikan koi berbeda warna ke Indonesia. Kelima varietas ikan koi ini mempunyai jumbai pada bagian ekor dan sirip perutnya berukuran panjang. Bentuk inilah yang membedakan ikan koi Indonesia dan ikan koi Jepang.

Nama kelima ikan koi tersebut adalah Strain Sanke yang mempunyai tiga macam warna, Asagi dengan punggung berwarna biru dan perut berwarna putih, Shusui yang sepintas mirip Asagi tetapi punggungnya memiliki sisik, Kohako yang mempunyai warna merah dan putih, serta Platinum.

Baca juga : IKAN KOI MENJADI SIMBOL SEBUAH CINTA DAN PERSAHABATAN

Ada beberapa jenis ikan koi yang sebaiknya kita ketahui, bahkan diantaranya adalah koi dengan corak dan warna langka. Selain itu, ada jenis koi dengan harga fantastis dan menjadi yang termahal di dunia.

Koi goromo adalah kohaku dengan tepi biru atau hitam dengan tambahan warna merah. Goromo dibagi menjad 3 sub jenis, yaitu budo goromo, ai goromo dan sumi goromo.

Ogon adalah jenis koi berwana kuning keemasan. Jenis ikan ini sangat populer dikalangan kolektor ikan koi. Koi ogon terlahir dari persilangan antara koi berpunggung kuning dan shiro fuji.

Ikan koi kinginrin memiliki tubuh seperti ikan emas bewarna kuning.

Doitsu hariwake adalah jenis koi mewah. Tubuhnya berwana putih keperakan seperti mutiara. Pada beberapa bagian terdapat corak kuning yang menyebar, sedangkan siripnya berwarna putih keperakan.

Koi jenis ini hampi serupa dengan jenis sanke dengan topi merah diatas warna dasar abu-abu, meski pun jenis sanke cenderung berwarna putih.

Silahkan klik disini untuk dapatkan Ikan Koi Blitar Murah dan Super.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Moh Fahmi Ins

Belanja di App banyak untungnya:

Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Ajang kontes ikan hias bernama latin Cyprinus Rubrofuscus atau dikenal dengan sebutan ikan koi terbesar se-Indonesia sukses digelar di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada akhir pekan lalu.

Kontes ikan hias bertajuk 'Festival Young Koi Show' itu berlangsung pada 18-20 Maret 2022 di Orange County Lippo Cikarang, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan diikuti 3.397 ikan koi dari 1.068 pembudi daya seluruh Indonesia.

"Kemasan event show independen terbaik dengan entry terbanyak serta berkualitas selama event show kemarin," kata Ketua Dewan Juri Festival Young Koi Show Aseng di Cikarang, Selasa.

Aseng mengatakan ajang itu menjadi pembuktian kesuksesan penyelenggara acara sekaligus kepuasan seluruh peserta yang turut berpartisipasi di kontes ikan koi terbesar yang pernah terlaksana di Indonesia.

"Bagus sekali, ini show paling besar dan semua juri puas dan senang. Dari peserta pun tidak ada komplain yang berarti. Semoga ajang kemarin bisa menjadi contoh bagi penyelenggaraan event serupa berikutnya," katanya.

Ketua Panitia Festival Young Koi Show Nyumarno mengatakan ajang yang diikuti pegiat dan komunitas pecinta koi ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus mengukur kualitas ikan koi yang dibudidayakan.

Dia berharap festival tersebut dapat dijadikan barometer awal penyelenggaraan ajang serupa di Indonesia ke depan khususnya dari aspek kebersihan, kualitas tempat, pelayanan peserta dan juri, serta kinerja seluruh panitia.

Nyumarno juga meminta pemerintah daerah setempat memberikan perhatian kepada para pegiat ikan koi mengingat potensi budi daya ikan hias ini bakal mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Kalau bicara bantuan Pemkab Bekasi untuk budi daya ikan konsumtif itu sudah banyak dan nyata. Nah ke depan kami minta perhatian untuk ikan hias juga. Ikan koi satuannya mahal kalau dijual, kalau kita budi daya tentu akan lebih cepat membantu pemulihan ekonomi pemerintah," kata Sultan Koi Cikarang itu.

Pelaksana tugas Bupati Bekasi Akhmad Marzuki mengapresiasi penyelenggara Festival Young Koi Show atas kontribusi besar di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan perekonomian masyarakat.

"Apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara, dewan juri, juga peserta. Event seperti kemarin juga menjadi tambahan pendapatan daerah khususnya sektor pajak hotel lewat okupansi yang luar biasa selama penyelenggaraan kemarin," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana mengadakan festival serupa agar masyarakat di daerah itu mengenal lebih dekat jenis ikan yang memiliki bentuk yang indah, warna cerah, mudah beradaptasi, hingga bernilai jual tinggi itu sehingga dapat dibudidayakan secara luas.

"Kami akan bersinergi lagi dengan para pecinta ikan hias khususnya di wilayah kami ini melalui pembinaan serta pelatihan dan bantuan agar masyarakat kami berkembang secara ekonomi lewat budi daya ikan hias ini," katanya.

Baca juga: Mendes PDTT resmikan sistem IoT untuk budi daya ikan koi di Blitar

Baca juga: Menteri Trenggono resmikan Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Cibinong

Baca juga: Asosiasi sebut pemerintah perlu bantu pendanaan pameran ikan hias

Pewarta: Pradita Kurniawan SyahEditor: Ahmad Buchori Copyright © ANTARA 2022

KOMPAS.com - Indonesia memiliki potensi penghasil ikan tangkap terbesar di dunia.

Hal ini karena, wilayah negaranya berupa kepulauan sehingga sumber kekayaan alamnya berlimpah, tak terkecuali perikanan.

Dikutip dari laman maritim.go.id, Indonesia masuk dalam 10 besar negara penghasil ikan tangkap di dunia.

Ikan tangkap merupakan usaha penangkapan ikan di alam liar, seperti laut, sungai, danau, badan air dan lainnya.

Berikut daerah penghasil ikan tangkap terbesar di Indonesia:

Banyuwangi, Jawa Timur

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil ikan tangkap terbesar. Sektor perikanan juga menjadi andalan pendapatan daerah.

Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah potensi ikan laut dari Selat Bali dengan luas kurang lebih 960 mil2 dan Samudera Indonesia.

Pelabuhan perikanan pantai Muncar merupakan tempat pelelangan ikan terbesar di Banyuwangi

Pusat pendaratan ikan dari Selat Bali berada di Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Blimbingsari, Rogojampi, serta Tegaldlimo yang di dominasi ikan lemburu.

Baca juga: Pembudidaya Lobster di Banyuwangi Kesulitan Bibit karena Diambil Eksportir Gelap

Sedangkan di daerah Purwoharjo dan Pesanggrahan yang merupakan daerah pendaratan ikan dari Samudera Indonesia di dominasi ikan dasar atau ikan dermasal.

Kapal nelayan terparkir di dermaga Pelabuhan Ikan Muncar, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, (9/11/2021).

Produksi ikan tangkap Banyuwangi cukup tinggi. Pada 2012, produksi ikan tangkap di Banyuwangi mencapai 44 ribu ton per tahun.

Nusa Tenggara Timur

Potensi perikanan tangkap di Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup besar, namun penglolaannya masih rendah.

Potensi tersebut didukung dengan adanya batas wilayah yang terhubung Laut Flores di sebelah utara dan Samudera Hindia di sebelah selatan.

Baca juga: Potensi Budidaya Perikanan Masih Sangat Besar

Pengelolaan ikan tangkap di NTT baru berkisar 40 persen dari potensi lestari, yaitu sebesar 388,7 ton pertahun.

Ikan tangkap utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan tuna, cakalang, tengiri, selar, kembung, dan ikan domersil, seperti ikan kerapu.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017-2037, terdapat zona penangkapan ikan.

Nelayan membawa ikan tuna sirip kuning hasil tangkapannya di Desa Waepure, Kecamatan Air buaya, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, Kamis (28/11/2021).

Zona I meliputi perairan di Kabupaten Donggala, Barat Daya Tanjung Manimbaya, barat perairan Sioyong hinggaLaut Sulawesi, utara Tolitoli hingga Buol.

Zona II meliputi perairan sebelah timur Ampibabo, Tinombo, Moutong, Kepulauan Una Una hingga Boalemo Kabupaten Banggai.

Zona II meliputi perairan Kepulauan Menui, perairan sebelah timur Bungku hingga Banggai Kepulauan hingga perbatasan Pulau Sonit.

Baca juga: KKP Optimistis Target Produksi Perikanan Tangkap Melebihi 8 Juta Ton Tahun Ini

Potensi ikan tangkapan di Sulawesi Tengah baru dimanfaatkan sebanyak 54.88 persen dan sebanyak 45,12 persen belum dimanfaatkan.

Potensi perikanan di perairan Sulawesi Tengah berupa jenis ikan laut ekonomis, seperti ikan pelagis besar (tuna, cakalang, dan tongkol), ikan pelagis kecil (layang, selar, teri, lembang, dan kembung), dan non ikan seperti udang windu, rajingan, jenis udang, tiram, cumi-cumi, sotong, dan teripang.